Bendung Arus Radikalisme dan Intoleransi, PWNU Jatim Gelar NU Millenial Digital Camp

Surabaya, NU Bangil Online
Sebagai ikhtiar untuk membendung arus radikalisme dan intoleransi yang diindoktrinasi melalui media sosial, PWNU Jatim menggelar NU Millenial Digital Camp, bertempat di PWNU Jatim, 6-8 September 2019.
Kegiatan yang diformat menjadi tiga kluster, yakni jurnalistik, desain grafis dan media sosial, ini dihadiri oleh delegasi-delegasi PCNU, Lembaga, Banom, dan peserta dari unsur santri yang diutus oleh beberapa pesantren di Jawa Timur.
Panitia menyebutkan pada sesi pembukaan bahwa peserta NU Millenial Digital Camp ini melebihi ekspektasi awal yang direncanakan. Peserta membeludak. “Awalnya hanya untuk internal kepengurusan saja. Targetnya hanya 100, tapi sekarang yang daftar sekitar 200,” ungkap Rofi’i Boenawi, salah satu panitia.
Dalam sambutannya, Rofi’i Boenawi menjelaskan bahwa salah satu tujuan dihelatnya NU Millenial Digital Camp adalah ijtihad kreatif untuk menumbuhkan kesadaran generasi muda NU dalam melakukan dakwah via media sosial. “Pada era Rasulullah, dakwahnya billisan. Sekarang dakwahnya bil IT,” ungkap lelaki yang aktif di majalah Aula ini.
Pada kesempatan yang sama, wakil sekretaris PWNU Jatim Dr. H. Muhammad Hasan Ubaidillah, SHI, M.Si, menandaskan pentingnya penguasaan media di era disrupsi. Menurutnya, disruption era ditandai dengan perubahan yang serba cepat dan mudah.
“Sekarang kan era disrupsi. Artinya, apa saja bisa kita lakukan hanya lewat smartphone. Dulu kalau mau beli rawon setan, harus ke Embong Malang. Sekarang urusannya Gofood,” imbuhnya.
Perubahan tatanan yang serba cepat itu, masih menurut Hasan Ubaidillah, harus disikapi dengan arif dan bijaksana, terutama oleh kawula muda NU Millenial. Dalam konteks pertarungan dominasi di media sosial, generasi millenial harus mampu membentengi NU dari paham-paham radikalisme dan intoleransi.
“Kita sebagai generasi muda NU harus mampu berkontribusi untuk peradaban dunia yang rahmatan lil alamin,” tegasnya. (bee)