Lailatul Ijtima’ NU Kedungringin Usung Tema “Membumikan Islam Nusantara”

Beji, NU Bangil Online
Setelah libur panjang selama Ramadhan dan Idul Fitri, pengurus Ranting NU Kedungringin, Beji, Pasuruan, kembali menggelar acara rutin Lailatul Ijtima’, Senin (12/08/2019) bakda Isya’.
Pembukaan Lailatul Ijtima’ yang digelar di Masjid Al-Karomah, Balongrejo, Kedungringin, Beji, ini bertepatan dengan peringatan tujuh hari wafatnya KH. Maemon Zubair, Musytasar PBNU dan pengasuh PP. Al-Anwar Sarang, Rembang.
Puluhan warga Nahdliyyin yang hadir memadati serambi Masjid ini tampak antusias mengikuti rentetan acara, mulai dari pembacaan Maulid Ad-Dhiba’i, dilanjutkan dengan istighatsah dan tahlil yang dipimpin langsung oleh Ustadz Khusaini, Katib Syuriah NU Kedungringin.

Ustadz Ilyas dalam sambutanya mengingatkan kembali terutama kepada para pengurus Ranting NU Kedungringin, agar agenda rutin Lailatul Ijtima’ diintensifkan kembali, yaitu sebulan sekali, setiap hari Senin (malam Selasa),pekan kedua.
Selain itu, dia juga mengingatkan urgensi kemandirian Jam’iyyah melalui program Gerakan Infaq dan Shadaqah Nahdlatul Ulama’ (GISNU), yang selama ini sudah berjalan, meski belum optimal.
Dalam konteks ke-NU-an, lelaki kelahiran Madura ini menghimbau agar warga Nahdliyyin senantiasa teguh dalam ber-NU. “Karena NU adalah organisasinya para ulama’ dan didirikan oleh para auliya’,” tukasnya.
Organisasi yang mewadahi ajaran ahlussunah wal jamaah serta memegang teguh manhaj fikr ala thariqah ahlussunah wal jama’ah an-nahdhiyah ini, lanjutnya, harus terus dipupuk dengan karakter dan ciri khas yang selama ini tertanam, yakni tawazun (seimbang), tasamuh (toleran), tawassuth (moderat), dan ta’adul (adil).
Dalam kesempatan yang sama, ia melanjutkan bahwa eksistensi NU, selama ini, mampu menyatukan relasi bernegara dan beragama. “Maka, berNU adalah cara kita untuk tetap melestarikan ajaran Nabi. BerNU merupakan cara kita membumikan Islam yang damai dan indah,” tambahnya.
Lailatul Ijtima’ perdana pasca libur Ramadhan ini dipungkasi dengan mau’idhoh hasanah oleh Kiai M. Khoiron, Rais Suriyah NU Ranting Kedungringin. Beliau berpesan agar kita istiqamah menumbuhkan kemuliaan, salah satunya dengan terus berderma kepada sesama.
“Di musim haji dan Idul Qurban ini, kita diingatkan untuk peduli terhadap sesama serta mempedulikan sendi-sendi kemanusiaan. Tidak hanya urusan qurban, tapi juga pendidikan agama masyarakat, TPQ, Madin, semuanya harus diperhatikan,” tegasnya.
Tak lupa beliau juga menghimbau agara warga Nahdliyyin tetap ber-aswaja an-nahdliyyah, tidak frontal, tidak anarkis, tetap melestarikan norma etika dalam beragama maupun bermasyarakat, serta tetap membumikan wajah Islam yang ramah, Islam yang rahmatan lil’alamin.
Dengan momentum Lailatul Ijtima’ perdana, begitu pesan Rais Syuriyah, NU Ranting Kedungringin harus terus berkomitmen dalam melakukan ijtihad-ijtihad kreatif untuk membangkitkan ghiroh warga Kedungringin, terutama dalam rangka bersama-sama melestarikan kultur Aswaja an-Nahdliyyah, serta bersama-sama berupaya menggerakkan kemandirian ummat.(tdj/bee)