Sifat Terpuji Sahabat Umar b. Khatab Membuat Si Cerdik, Hormuzan Masuk Islam
Oleh: Gus Kholili Kholil
nubangil.or.id – Hormuzan, seorang panglima perang Kerajaan Sassania di Persia, sedang terdesak. Di benteng itu ia ditangkap oleh pasukan muslim. Abu Musa Al-Asy’ari memerintahkan dia untuk dibawa ke Madinah sebagai tawanan, tetap dengan pakaian mewah penuh emas dan batu mulia.
Di Madinah, ia dibawa ke rumah Khalifah Umar. Sialnya, Umar sedang tidak di rumah. “Rajamu hilang, ya?”, Ejek Hormuzan.
Hormuzan dan dua belas orang pengikutnya digiring ke masjid Nabawi. Di sana mereka menemukan Umar sedang tidur di emperan masjid. “Ini rajamu?, Mana penjaganya?”.
“Penjaganya Allah!”, Ujar salah satu orang sambil membangunkan Umar untuk memberi tahu kedatangan Hormuzan.
Singkat cerita, Hormuzan dihukum mati. Disiapkanlah tempat eksekusi. Ketika hendak dieksekusi, Hormuzan kehausan. Ia minta air. “Ambilkan dia air. Kasihan kalau dia mati dan masih ditambah kehausan.”
Ketika air minum datang, Hormuzan ragu-ragu karena takut tiba-tiba dibunuh. “Apakah aku aman hingga air ini habis?”
“Minumlah. Kau aman sampai air itu kau minum.” Ujar, Umar.
Tak diduga. Hormuzan membuang air minumnya. “Sial,” Umar bangkit dari tempat duduknya hendak mencabut pedang.
“Eits..” Hormuzan tersenyum licik. “Katanya aku aman sampai aku minum? Mana janjimu?” ujarnya.
Anas, Abu Sa’id, dan sahabat lain berkata serempak, “Benar dia, wahai Umar! Dia aman. Tidak bisa diusik.”
‘Umar lantas mengucapkan perkataan masyhurnya:
قد أخذ أمانًا ولا نشعر به
“Sial. Tanpa terasa dia melaksanakan perjanjian damai.” Di akhir kisah, Hormuzan pada akhirnya masuk Islam karena terenyuh melihat Umar sangat menepati janji.
***
Kisah di atas ditulis oleh Ibn al-Jauzi dalam kitab fenomenalnya, Akhbar al-Adzkiya’ (Kisah orang-orang cerdik). Kitab ini berisi kisah kecerdikan al-masyahir wa al-a’yan (orang masyhur dan penting). Kitab ini berisi sekitar 500 kisah cerdik. 500 kisah ini kemudian saya ringkas menjadi cuma sekitar 100 kisah dan saya beri nama Mukhtarat Kitab al-Adzkiya’ (kisah pilihan dari Kitab Al-Adzkiya’).
Mukhtarat Kitab Al-Adzkiya’ ini sangat cocok untuk dipakai ngaji bulan Ramadlan buat para kiai/gus/ustadz/doktor/profesor, dll. Tidak lupa juga tersedia makna pesantren dari kitab ini. Maknanya saya ambilkan dari Taj al-‘Arus, leksikografi karya Murtadla Al-Zabidi, Al-Amali karya Abu ‘Ali Al-Qali, dan Majma’ al-Amtsal karya Al-Midani. Jadi meskipun kitab sulit, namun makna gandulnya dijamin valid.
Sumber: akun FB Kholili Kholil
*Penulis adalah pengurus harian LTNNU PCNU Bangil