Beji, NU Bangil Online
Bertempat di Graha NU Bangil, Jl. Bangil – Pandaan Km 5, Baujeng, Beji, Pasuruan, pengurus Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) Bangil masa khidmah 2019 – 2024 menggelar Musyawarah Kerja (Musyker), Minggu (25/08/2019).
Acara ini dihadiri oleh pengurus harian, anggota dan beberapa relawan dalam rangka pembahasan tugas pokok LPBINU dan penyusunan program kerja selama periode kepengurusan.
Ketua LPBINU Bangil definitif, Yoyok Wahyudi, dalam pemaparannya menjelaskan bahwa secara struktural-organisatoris, LPBINU merupakan pelaksana kebijakan dan program Nahdlatul Ulama di bidang penanggulangan bencana, perubahan iklim, dan pelestarian lingkungan.
Dalam dokumen resmi yang dirilis oleh pengurus LPBINU Bangil tertulis bahwa lembaga yang konsen di bidang ekologi ini memiliki visi “Terwujudnya masyarakat yang memiliki ketahanan dan adaptif terhadap bencana, menurunnya daya dukung lingkungan dan perubahan iklim”.
Dari visi tersebut kemudian di-breakdown ke dalam beberapa misi, salah satunya adalah bagaimana LPBINU Bangil mampu mendorong penyebarluasan informasi dan pengetahuan terkait pengurangan risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan pelestarian lingkungan. Selain itu, peningkatan kapasitas emergency response yang berkualitas juga akan terus diintensifkan ke tengah-tengah masyarakat.
Pada sesi pembahasan program kerja, visi dan misi tersebut menjadi pijakan awal untuk menyusun program kerja yang efektif, revelan dan tepat sasaran. Salah satu yang tercetuskan dan menjadi prioritas adalah Program Konservasi Lingkungan Hidup dan Santri Tanggap Bencana.
Pemilihan program prioritas berupa konservasi lingkungan dianggap krusial dan benar-benar dibutuhkan oleh masyarakat, terutama dalam konteks pelestarian dan perlindungan alam, serta dalam rangka menghadapi perubahan iklim yang belakangan sarat anomali. (tdj/bee)
