Gempol, NU Bangil Online — Era disrupsi yang ditandai dengan perubahan yang pesat dan dengan lompatan-lompatan yang serba cepat, meniscayakan seseorang atau organisasi harus selalu berbenah. Diam, berarti punah.
Eskalasi perubahan itu disikapi oleh MWC NU Gempol dengan langkah-langkah inovatif, salah satunya dengan membentuk forum JANGUNU, sebagai wadah bagi kader penggerak Nahdlatul Ulama dalam mengawal program kerja yang sudah dicanangkan.
Bertempat di Pondok Pesantren Al-Imaroh, Karang Bangkal, Gempol, Sabtu (27/07/2019), sekitar 35 orang yang terkonsolidasi dalam JANGUNU ini mengikuti acara pemantapan peran kader dalam rangka ikut mengawal kesuksesan perjalanan NU dari waktu ke waktu.
Ustadz Harief Juanedi, SE, sekretaris MWCNU Gempol yang menjadi pemateri pada acara tersebut menandaskan, bahwa acara pemantapan peran kader ini digelar dalam rangka mensinergikan pemahaman, terutama mengenai persoalan-persoalan yang timbul karena perubahan yang begitu cepat. “Seperti perubahan pengaruh pasca pemilu dan fenomena sosial media yang luar biasa,” tambahnya.
Pola pergerakan kader penggerak yang ada di MWCNU Gempol, menurutnya, memang membutuhkan pengasahan, sentuhan, dan tata kelola serta garis koordinasi yang jelas. JANGUNU sendiri, yang merupakan akronim dari Jagongan Nguripi NU, termasuk salah satu aset berharga yang dimiliki MWCNU Gempol.
Dari intensifikasi pemantapan ini, harapannya, akan tumbuh spirit baru yang mampu mengukuhkan peran kader dalam mengawal realisasi program kerja ke depan. Selain itu, kegiatan rutinan yang akan dihelat selama 4 bulan sekali ini, mampu memantik kader-kader penggerak lainnya untuk aktif kembali, sehingga mampu membangun Nahdlatul Ulama sesuai dengan cita-cita luhur para muassis dan masyayikh NU.
“JANGUNU ini, yang digawangi KH. Yatimul Asmak dan Ustadz Nur Makin, adalah miniatur pergerakan kader yang ingin berpartisipasi dalam mendukung program kerja MWCNU Gempol”, tegas Ustadz Harief Junaedi, SE., pada akhir acara. (tedja/bee)