Gelar Rapat Perdana, LTN NU Bangil Gelorakan Spirit Literasi dan Publikasi

Nubangil.orid — Pasca pelantikan PCNU Bangil masa khidmah 2019-2024 yang digelar di Graha NU, Baujeng, Beji, Ahad (30/06/2019) lalu, beberapa lembaga yang ada di bawah naungan PCNU Bangil ini mulai melakukan konsolidasi internal, sebagai salah satu realisasi dan fiksasi kepengurusan masing-masing lembaga, sebelum digelar raker bersama. Salah satunya adalah Lembaga Ta’lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama’ (LTN NU) Bangil.

Sebagai salah satu lembaga yang berperan mengarus-utamakan aksesibilitas program kerja PCNU dan seluruh lembaga dan banom yang ada di bawahnya ke khalayak publik, pengurus LTN NU menyelenggarakan rapat perdana dengan fokus pembahasan, selain fiksasi kepengurusan, juga terkait dunia literasi dan publikasi.

Rapat perdana ini diselenggarakan di Graha NU Bangil, Selasa (09/07) pukul 20.00 WIB dan dihadiri oleh beberapa pengurus, mulai dari pengurus harian sampai divisi-divisi. Beberapa pengurus ada yang sudah pernah menjabat pada kepengurusan demisioner, seperti Khoirul Anam, ketua LTN NU definitif, yang sebelumnya aktif di Aswaja Center NU Bangil, sedangkan beberapa pengurus yang lain masih terhitung baru.

Acara diawali dengan tawasul dan dilanjutkan dengan sesi ta’aruf antar pengurus. Hadir dalam acara ini Gus Kholili Kholil Canga’an, yang juga kontributor di Alif.id. Ada Gus Musthofa Nizam Chasbi, alumnus Al-Azhar Kairo, praktisi dunia literasi dan aktif mengembangkan beberapa media online. Ada Ustadz Syatibi, pengajar di pondok Canga’an dan penerjemah kitab-kitab turast. Selain itu, beberapa pengurus milenial dari unsur aktivis kampus juga ikut hadir pada agenda pertemuan perdana ini.

Kang Anam, sapaan akrab ketua LTN NU Bangil, menyampaikan gambaran umum mengenai kerangka kerja dan arah perjalanan kepengrurusan ke depan, bahwa peran lembaga “Infokom dan publikasi”-nya PCNU Bangil ini sangat signifikan dan krusial, mengingat fungsi sentralnya adalah mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kepengurusan NU Bangil, mulai dari level cabang sampai ke tingkatan lembaga-lembaga dan banom-banom. “LTN NU itu tugasnya adalah mengembangkan penulisan, penerjemahan, dan penerbitan kitab atau buku serta media informasi menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah. Itu kalau versi AD/ART,” tegas Kang Anam.

Dia melanjutkan, bahwa secara umum tugas LTN NU itu bisa dibagi menjadi dua segmen garapan: menerbitkan dan menyiarkan. Dalam bahasa yang lain, literasi dan publikasi. Kedua segmen ini tentu saja membutuhkan potensi yang terasah dan skill yang dinamis. Sebab, merawat tradisi literasi dan kemudian menyebarkannya ke khalayak umum, bukan pekerjaan yang mudah. Butuh ketekunan dan dedikasi yang militan.

Sebagai langkah awal, LTN NU Bangil berinisiatif sesegera mungkin merealisasikan hadirnya media publikasi dan penyiarannya, baik berupa revitalisasi website maupun akun-akun media sosial lainnya. Dan yang terpenting adalah bagaimana proses publikasi dan penyiaran itu benar-benar dipersiapkan dengan matang dan berkelanjutan. “Alhamdulillah, kita sudah mengajukan proses registrasi domain untuk website PCNU Bangil”, tandas Bahauddin, sekretaris LTN NU Bangil, “dan sekarang kita tinggal menyiapkan konten-konten yang perlu untuk dipublikasikan”, tambahnya, melaporkan.

Selain itu, LTN NU Bangil memproyeksikan pengembangan kanal-kanal penyiaran, baik radio online, YouTube Channel, Google Podcast, dll. Maka, untuk menunjang kerja-kerja produktif-kreatif tersebut, tentu saja dibutuhkan beberapa perangkat teknis dan alat produksi, terutama yang berkaitan dengan pengembangan konten berbasis audio-visual. Di luar itu, penguatan kapasitas internal kepengurusnnya juga mutlak harus terus di-upgrade.

“Kita akan mulai dulu dengan memperkuat basis potensi dan skill kepengurusan internal, lalu kemudian akan menggandeng pengurus di tiap-tiap lembaga dan banom,” tandas Kang Anam, antusias. Harapannya, tradisi literasi dan publikasi yang selama ini terlihat kurang bergairah, bisa terpacu kembali untuk menyebarkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jamaah dengan penuh kasih sayang, bukan dengan amarah dan kebencian.