Gempol, NU Bangil Online
Bertampat di masjid Nurul Huda desa Wonosunyo yang terletak di lereng gunung Penanggungan, MWCNU Gempol menggelar acara rutinan pembacaan shalawat Nariyah sebanyak 4.444 kali, Rabu malam (26/07/2020), diawali dengan pembacaan surat Waqi’ah dan shalat Isya’ berjamaah sebelumnya.
Dalam sambutannya, KH. Junaidi Sholeh selaku ketua Syuriah MWCNU Gempol menandaskan, pembacaan shalawat Nariyah selain dihelat dalam skala besar, juga dibacakan oleh pengurus dari Ranting NU ke Ranting lainnya, terus secara bergantian se-MWC NU Gempol. “Tentu dengan maksud agar dimudahkan kami warga nahdiyyin bisa membeli dan membangun Gedung MWC NU Gempol,” tandasnya.
Pembacaan shalawat Nariyah sebanyak 4.444 kali setiap hari tersebut memiliki riwayat yang bersambung dengan sosok KH. Sholeh Bahruddin, pengasuh Pesantren Darut Taqwa, Ngalah, Sengonagung, Purwosari. Setelah membayar DP 100 juta untuk lahan gedung MWCNU Gempol, beberapa pengurus sowan ke beliau dan diijazahi amalan Shalawat Nariyah 4.444 itu.
Ketua panitia pembangunan gedung MWCNU Gempol, H. Samsul Hidayat menjelaskan dalam sambutannya, biaya tanah seharga 2.5 miliar untuk pembangunan gedung tersebut saat ini sudah terkumpul 975 juta. ”Bagi bapak-bapak atau dari banom, monggo kalau mau nyumbang permeternya 1 juta dan bisa diangsur,” tandasnya.
Kegiatan keagamaan berupa pembacaan shalawat Nariyah menurut ketua Ansor Ranting NU Wonosunyo, Moh. Thoyyib, sedang menjadi animo masyarakat terutama bagi warga Nahdliyyin Gempol. “Alhdulillah sangat banyak yang hadir, sekitar 100 jamaah termasuk dari MWCNU, ta’mir masjid sedesa Wonosunyo dan warga setempat,” jelasnya.
Turut hadir dalam acara pembacaan shalawat Nariyah ini, 8 orang dari Ansor dan 11 orang dari Banser yang melakukan pengamaman. “Kalau rutinan shalawatan sih, seingat saya dimulai sejak pertengahan Juli lalu,” tambah pemuda yang memiliki hobi membuat lukisan dengan media daun ini. (bee/tdj)